BENITO MUSSOLINI
Benito
Mussolini (1883-1945) adalah seorang diktator fasis yang menjadi Perdana
Menteri Italia pada tahun1922 dan tahun 1925. Ia memerintah hingga Italia
diserang Sekutu selama Perang Dunia II dan Italia dibawa kontrol Nazi Jerman.
Mussolini
menciptakan konsep Fasisme bersama dengan Neo-Hegelian filsuf Giovanni Gentile
pada 1910-an akhir. Kata ini berasal dari fascio Italia, yang berarti
"serikat". Simbol gerakan ini adalah kapak dikelilingi oleh seikat
tongkat. Prinsip dari Fasisme Italia termasuk nasionalisme, kolaborasi kelas,
populisme, militerisme, totaliterisme, kediktatoran, intervensionisme sosial,
perencanaan ekonomi, dan statisme. Fasisme sangat menentang komunisme dan
liberalisme. Fasisme Mussolini dikenalkan ke publik sebagai "Jalan Ketiga"
antara sosialisme dan kapitalisme. Dengan melembagakan negara, militeristik
totaliter ekspansionis, Mussolini bertujuan untuk menghidupkan kembali
kemuliaan lama dari Kekaisaran Romawi.
Mussolini lahir dari orang tua yang bekerja-kelas di kota Forli di Italia. Dipengaruhi oleh keyakinan sosialis ayahnya, Mussolini bekerja sebagai wartawan politik dan awalnya seorang aktivis sosialis. Ketika Perang Dunia I pecah, Mussolini bergabung dengan Tentara Italia sebagai seorang prajurit. Pada saat perang telah berakhir, ia yakin bahwa sosialisme adalah filosofi tidak berguna, dan mulai mengembangkan ide-ide fasis.
Mussolini lahir dari orang tua yang bekerja-kelas di kota Forli di Italia. Dipengaruhi oleh keyakinan sosialis ayahnya, Mussolini bekerja sebagai wartawan politik dan awalnya seorang aktivis sosialis. Ketika Perang Dunia I pecah, Mussolini bergabung dengan Tentara Italia sebagai seorang prajurit. Pada saat perang telah berakhir, ia yakin bahwa sosialisme adalah filosofi tidak berguna, dan mulai mengembangkan ide-ide fasis.
Pada tanggal 23 Maret 1919, Mussolini membentuk "Italia Combat Squad," juga dikenal sebagai blackshirts, mempromosikan visi fasis sebagai kelompok paramiliter. Meskipun hanya memiliki 200 anggota awalnya, tahun 1922 menjadi 200.000 orang. Kelompok ini memiliki kekuatan begitu banyak sehingga melancarkan kudeta di bulan Maret di Roma dari 27-29 Oktober 1922.
Mussolini
kemudian memerintah Italia selama sekitar dua puluh tahun, dari 1925 sampai
1943. Kekuasaannya mempunyai program yang besar seperti, penciptaan lapangan
kerja, kontrol harga, propaganda, dan perbaikan transportasi umum. Meskipun
awalnya mempertimbangkan berpihak dengan Prancis pada Perang Dunia II, tahun
1940 Italia memutuskan untuk berpihak pada Axis, akhirnya menimbulkan kematian
deposisi dan akhirnya Italia mulai kalah perang. Sejak Mussolini dan Hitler
meninggal tahun 1945, sistem pemerintahan fasisme telah dianggap tabu.
Politik
fasisme
Fasisme
adalah sebuah ideologi yang lahir dan berkembang pada abad ke-20. Fasisme
menyebar dengan sangat pesat di seluruh dunia pada permulaan Perang Dunia I,
dengan berkuasanya rezim fasis di Jerman dan Italia pada khususnya, namun juga
di negara-negara seperti Yunani, Spanyol dan Jepang. Pemerintahan fasis adalah
pemerintahan yang penuh dengan kekerasan karena itulah rakyat sangat menderita
dengan cara-cara pemerintahan ideologi ini. Diktator fasis dan pemerintahannya
tidak segan-segan untuk melakukan pemerintahan yang brutal, penuh dengan agresi
dan pertumpahan darah serta kekerasan dan semua itu dijadikan sebuah hukum pada
pemerintahannya. Pemerintahan fasis mengirimkan gelombang teror ke seluruh
rakyat melalui polisi rahasia dan milisi fasis mereka. Pemerintahan bahkan
diterapkan hampir di semua tingkat kemasyarakatan mulai dari pendidikan,
budaya, agama, seni, sistem pemerintahan, militer dan organisasi-organisasi
politik.<br />Awal berkembangnya fasisme berasal dari Italia setelah tahun
1919 dan barulah setelah itu fasisme menyebar ke berbagai wilayah di Eropa.
Istilah fasisme sendiri pertama kali digunakan di Italia oleh pemerintahan yang
berkuasa pada tahun 1922-1924 pimpinan Benito Mussolini. Setelah itu
pemerintahan fasis berkuasa pula di Jerman pada 1933 hingga 1945, dan Spanyol
sejak 1939 hingga 1975.
Setelah
Perang Dunia II, rezim-rezim diktatoris yang muncul di Amerika Selatan dan
negara-negara belum berkembang lain umumnya digambarkan sebagai fasis.<br
/>Mussolini menulis sebuah deskripsi untuk Ensiklopedi Italia pada tahun
1932 yang mempermudah kita untuk memahami falsafah yang kurang lebih
mengungkapkan bahwa ternyata gagasan utama di balik fasisme adalah ide para
Darwinis yang menganut Darwinise mengenai konflik dan perang. Darwinisme
menyatakan beberapa klaim, salah satunya adalah bahwa melalui seleksi alam,
yang kuat akan bertahan dan yang lemah akan tersingkir. Oleh karena itu, para
fasis berpandangan bahwa manusia harus berada dalam perjuangan terus-menerus
untuk dapat bertahan hidup. Karena dikembangkan dari gagasan ini, fasisme
membangkitkan kepercayaan bahwa suatu bangsa hanya dapat maju melalui perang,
dan memandang perdamaian sebagai bagian yang memperlambat kemajuan.<br
/>Menurut Ebenstein, unsur-unsur pokok fasisme terdiri dari tujuh
unsur:<br />Pertama, ketidakpercayaan pada kemampuan nalar. Bagi fasisme,
keyakinan yang bersifat fanatik dan dogmatic adalah sesuatu yang sudah pasti
benar dan tidak boleh lagi didiskusikan. Terutama pemusnahan nalar digunakan dalam
rangka “tabu” terhadap masalah ras, kerajaan atau pemimpin. Kedua, pengingkaran
derajat kemanusiaan. Bagi fasisme manusia tidaklah sama, justru
pertidaksamaanlah yang mendorong munculnya idealisme mereka. Bagi fasisme, pria
melampaui wanita, militer melampaui sipil, anggota partai melampaui bukan
anggota partai, bangsa yang satu melampaui bangsa yang lain dan yang kuat harus
melampaui yang lemah. Jadi fasisme menolak konsep persamaan tradisi
yahudi-kristen (dan juga Islam) yang berdasarkan aspek kemanusiaan, dan
menggantikan dengan ideologi yang mengedepankan kekuatan. Ketiga, kode prilaku
yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan. Dalam pandangan fasisme,
negara adalah satu sehingga tidak dikenal istilah “oposan”. Jika ada yang
bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka adalah musuh yang harus
dimusnahkan. Dalam pendidikan mental, mereka mengenal adanya indoktrinasi pada
kamp-kamp konsentrasi. Setiap orang akan dipaksa dengan jalan apapun untuk
mengakui kebenaran doktrin pemerintah. Hitler konon pernah mengatakan, bahwa
“kebenaran terletak pada perkataan yang berulang-ulang”. Jadi, bukan terletak
pada nilai obyektif kebenarannya. Keempat, pemerintahan oleh kelompok elit.
Dalam prinsip fasis, pemerintahan harus dipimpin oleh segelintir elit yang
lebih tahu keinginan seluruh anggota masyarakat. Jika ada pertentangan
pendapat, maka yang berlaku adalah keinginan si-elit. Kelima, totaliterisme.
Untuk mencapai tujuannya, fasisme bersifat total dalam meminggirkan sesuatu
yang dianggap “kaum pinggiran”. Hal inilah yang dialami kaum wanita, dimana
mereka hanya ditempatkan pada wilayah 3K yaitu: kinder (anak-anak), kuche
(dapur) dan kirche (gereja). Bagi anggota masyarakat, kaum fasis menerapkan
pola pengawasan yang sangat ketat. Sedangkan bagi kaum penentang, maka
totaliterisme dimunculkan dengan aksi kekerasan seperti pembunuhan dan
penganiayaan. Keenam, Rasialisme dan imperialisme. Menurut doktrin fasis, dalam
suatu negara kaum elit lebih unggul dari dukungan massa dan karenanya dapat
memaksakan kekerasan kepada rakyatnya. Dalam pergaulan antar negara maka mereka
melihat bahwa bangsa elit, yaitu mereka lebih berhak memerintah atas bangsa
lainnya. Fasisme juga merambah jalur keabsahan secara rasialis, bahwa ras
mereka lebih unggul dari pada lainnya, sehingga yang lain harus tunduk atau
dikuasai. Dengan demikian hal ini memunculkan semangat imperialisme. Ketujuh,
fasisme memiliki unsur menentang hukum dan ketertiban internasional. Konsensus
internasional adalah menciptakan pola hubungan antar negara yang sejajar dan
cinta damai. Sedangkan fasis dengan jelas menolak adanya persamaan tersebut.
Dengan demikian fasisme mengangkat perang sebagai derajat tertinggi bagi
peradaban manusia. Sehingga dengan kata lain bertindak menentang hukum dan
ketertiban internasional.<br />Hal yang sangat erat kaitannya dengan
fasisme yaitu antisemitisme. Antisemitisme adalah suatu sikap permusuhan atau
prasangka terhadap kaum Yahudi dalam bentuk-bentuk penganiayaan/penyiksaan
terhadap agama, etnik, maupun kelompok ras, mulai dari kebencian terhadap
individu hingga lembaga. Fenomena yang paling terkenal akan anti-semitisme
adalah ideologi Nazisme dari Adolf Hitler, yang menyebabkan pemusnahan terhadap
kaum Yahudi Eropa. Jerman memusuhi yahudi, karena yahudi dianggap ras rendah
yang senantiasa mengotori kemurnian ras arya. Jika merasa kekuatannya telah
cukup untuk tidak sekedar berteori, maka kaum Fasis mulai menunjukkan sifat
imperialisnya. Mereka akan menjanjikan kemenangan dalam permusuhan dengan
bangsa lain. Kaum fasis senantiasa ingin menunjukkan bahwa mereka lebih unggul
dari bangsa atau negara manapun. Nahasnya, apabila fasisme kalah, maka sang
pemimpin fasis akan menjadi korban kehancuran rezimnya sendiri. Sejarah
mencatat nasib tragis yang dialami Mussolini yang ditembak dan digantung oleh
rakyatnya sendiri, setelah sebelumnya Italia mengumumkan kekalahannya dalam
perang. Nasib Hitler mungkin sedikit lebih baik, karena ia “mati
terhormat” tanpa harus tunduk kepada musuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar